1 Ramadhan 1431 H
=====
Tabel Hisab Ramadhan 1431 H
REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN AWAL RAMADHAN 1431 H / 2010 M
MENURUT BEBERAPA SISTEM HISAB KLASIK & KONTEMPORER
Lokasi: Jakarta (6° 10′S, 106° 49′ E)
Dari tabel di atas, maka:
1. Ijtima’ (اجتماع )/ konjungsi ) akhir bulan Sya’ban 1431 H terjadi pada hari Selasa, Kliwon, tanggal 10 Agustus 2010 M, pagi hari keculi Hisab Haqiqi.
2. Matahari Terbenam (غروب الشمس ) / Sunset pada sebelum pukul 18, WIB kecuali Nurul Anwar.
3. Tinggi Hilal antara +1° 58′ s/d +04° 57′ (positif karena Hilal sudah di atas ufuk, di atas kriteria Imkan MABIMS, tapi di bawah limit Danjon).
4. Umur Bulan ( عمرالقمر / Age of the Crescet Moon ) = 0 hari 7 jam 46 menit 35 detik. Secara umum masih di bawah 8 jam.
=====
Kapan 1 Ramadhan 1431 H…?
Menurut kalender Qomariyah atau Hijriah, pergantian hari terjadi saat Matahari terbenam. Hilal adalah sabit bulan-baru yang menandai masuknya bulan-baru pada sistem kalender ini. Hilal merupakan fenomena tampakan sabit Bulan saat Matahari terbenam, yang dilihat dari Bumi setelah ijtimak atau konjungsi. Perbedaan tempat dan waktu di Bumi mempengaruhi tampakan hilal tsb. Hilal sangat redup dibandingkan dengan cahaya Matahari atau mega senja. Dengan demikian hilal ini baru dapat diamati sesaat setelah Matahari terbenam.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tampakan hilal. Hal ini menyangkut kriteria visibilitas hilal. Kedudukan Bumi, Bulan, dan Matahari memungkinkan tinggi dan azimut Bulan dapat dihitung saat Matahari terbenam. Demikian halnya dengan beda tinggi dan jarak sudut antara Bulan dan Matahari. Tidak kalah pentingnya adalah faktor atmosfer/cuaca dan kondisi pengamat yang ikut menentukan kualitas tampakan hilal.
Jadi, untuk menentukan awal bulan dalam kalender hijriyah, saatnya adalah tanggal 29 bulan sebelumnya. Untuk menentukan 1 Ramadhan 1431 H, maka saatnya adalah tgl 29 Sya’ban 1431 H. Untuk menentukan 1 Syawwal 1431 H, maka saatnya adalah tanggal 29 Ramadhan 1431 H. Untuk menentukan 1 Muharram 1432 H, maka saatnya adalah tgl 29 Dzul-Hijjah 1431 H….. Begitu dan seterusnya.
1 Ramadhan 1431 H, ditentukan tgl 29 Sya’ban 1431 H. Nah, 29 Sya’ban itu kapan…? Harus tahu dulu 1 Sya’ban. Ternyata Hasil Rukyah di seluruh Dunia, semua sepakat bahwa 1 Sya’ban 1431 H jatuh pada 13 Juli 2010 (kecuali Pakistan dan Marokko), maka 29 Sya’ban 1431 H = 10 Agustus 2010 M. Dan secara umum pada tanggal itu pasti terjadinya fenomena Ijtimak atau Konjungsi antara Bulan dan Matahari. Apa itu Ijtimak atau Konjungsi?, Mudahnya pada saat itu ada Gerhana Matahari…! hanya tidak Total, Tidak sebagian juga tidak cincin. Tetapi Gerhana Matahari yang tidak bisa dilhat dari Bumi, tapi dari Planet lain…
Nah setelah Ijtimak atau Konjungsi atau “gerhana matahari” itu, maka Bulan lahir, dan bulan baru dimulai. Saat itu pula saat bertemunya bulan lama dengan bulan baru. Bertemunya bulan Sya’ban dan bulan Ramadhan….
Jadi, secara alami: Status Bulan sudah masuk bulan Ramadhan. Mungkin inilah yang jadi alasan Muhammadiyah menggunakan kriteria wujud. (Wa Alloh A’lam)
Data di atas, Ijtimak ada yang sebelum jam 10:00 WIB ada yang setelah jam 10:00 WIB, ada satu sistem yang jam 12:55 WIB (Hisab Haqiqi).
Berdasar sistem SNP5, maka Ijtimak jam 10:13 WIB. Lalu Sunset atau Matahari terbenam jam 17:54 WIB. Lama waktu dari jam 10:13 – 17:54 sekitar 7 jam 41 menit alias belum genap 8 jam. Inilah usia Bulan di bulan Ramadhan, yakni belum genap 8 jam. Usia Bulan yang 8 jam adalah syarat kriteria MABIMS Pemerintah. Kalau berdasar usia Bulan Sabit (Hilal), maka syarat belum masuk.
Bila dasarnya ketinggian Hilal, maka
Berdasarkan kriteria MABIMS (Menteri2 Agama : Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapur) tinggi lihat hilal tersebut di atas sudah memenuhi Imkan ar-Ru’yat, kecuali Hisab Haqiqi dan StarryNight Pro 5. Dengan demikian : Mayoritas sistem menyatakan Awal Ramadhan 1431 H jatuh pada hari Rabu Legi , tanggal 11 Agustus 2010 M.
Berdasarkan ilmu astronomi (Limit Danjon 7° berdasar hasil risetnya pada 1930), tinggi lihat hilal tersebut di atas belum bisa dilihat, baik dengan mata telanjang maupun dengan menggunakan teleskop atau teropong. Sedangkan berdasarkan keputusan dalam konferensi penentuan awal bulan yang digelar di Istambul, Turki, pada 1978, hilal dapat telihat apabila jarak sudut antara bulan dan matahari lebih besar dari 5°. Dengan demikian, awal Ramadhan 1431 H / 2010 M jatuh pada hari Kamis Pahing, tanggal 12 Agustus 2010 M.
Hilal setinggi ini juga masih sulit di Indonesia, karena Hilal terendah di Indonesia baru kisaran 5°, hasil pengamatan via CCD di Menara Masjid Agung Jawa Tengah, 1 Syawwal setahun silam.
Hilal pada 10 Agustus 2010 M, hanya mungkin dilihat dengan alat atau mata di daerah/negara2 Afrika Selatan dan Amerika Selatan. Di Asia dan negara2 Arabi juga Saudi Arabia sangat sulit melihat Hilal. Tabel keterlihatan Hilal di muka Bumi…
Kalau Hilal ndak terlihat saat Matahari terbenam di ufuk barat pada 10 Agustus 2010, sebab posisi Hilal sangat dekat dengan posisi Matahari; maka 10 Agustus 2010 petang atau 29 Sya’ban berakhir TETAPI masih berlanjut ke 30 Sya’ban 1431 H pada 11 Agustus 2010 nya. Ini namanya Istikmal atau Penggenapan jumlah hari dalam bulan Sya’ban dari 29 menjadi 30 hari.
Kalau sudah digenapkan menjadi 30 hari, maka PASTI sehari berikutnya yakni 12 Agustus 2010 M, sudah masuk bulan berikutnya yakni Ramadhan 1431 H.
Muhammadiyah, puasa mulai Rabu 11 Agustus. Bila Pemerintah atau NU atau lainnya pada Kamis, 12 Agustus; akan ada beda satu hari.
Meskipun terjadi dua perbedaan pendapat tersebut di atas, maka untuk keseragaman dan demi persatuan ummat Islam di Indonesia, jatuhnya awal Ramadhan 1431 H / 2010 M tinggal menunggu hasil keputusan sidang itsbat saja di Jakarta yang dipimpin langsung oleh Menteri Agama yang memegang wewenang penuh dalam hal ini.
=====
Kalender itu…
Tanpa bermaksud menerka-nerka, maka saya berprasangka baik, Pemerintah akan memutuskan 1 Ramadhan 1431 H jatuh pada Rabu legi, 11 Agustus 2010, dengan alasan Hilal sudah memenuhi kriteria MABIMS….
Dan saya tetap akan memulai puasa pada tahun 2010 ini tepat tanggal
1 RAMADHAN 1431 H
0 komentar:
Posting Komentar