MEMBANGUN MUTU MANAJEMEN PENDIDIKAN
SALAH satu aspek terpenting yang memengaruhi kualitas pendidikan adalah kepemimpinan dan mutu manajemen. Dengan mutu manajemen (management quality) dan kepemimpinan yang efektif, eksistensi sekolah atau perguruan tinggi (PT) akan dapat terselenggara secara optimal. Kini sudah saatnya institusi pendidikan seharusnya memiliki sebuah penjaminan mutu (quality assurance) yang accountable, otonom, dan transparan.
Seorang pakar manajemen pendidikan terkemuka Amerika Serikat, Sammon (1994), merekomendasikan dalam sebuah penelitiannya bahwa efektivitas dan kemajuan sekolah di negara-negara modern itu karena dibangun mulai dari sisi kepemimpinan dan penataan kembali manajemennya. Ia meyakini bahwa kedua variabel inilah yang mampu menyulap pendidikan dari yang biasa menjadi luar biasa, yang 'jenuh' menjadi maju.
Sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang noble industry (industri mulia) yang mengemban misi ganda, profit dan sosial sekaligus, maka sekolah atau PT harus menempatkan penjaminan mutu sebagai tolak ukur untuk menilai keberhasilan atau kegagalannya. Sebab, tanpa adanya penjaminan mutu, lembaga pendidikan sulit melihat sejauh mana kualitas atau tidaknya lulusan yang telah ditamatkannya.
Tony Bush dan M Coleman memaparkan pentingnya membangun sistem kepemimpinan dan mutu manajemen. Dua aspek ini terkadang dalam dunia pendidikan memang sulit dibedakan, tetapi yang jelas keduanya saling memiliki relasi yang sangat erat. Kepemimpinan bila tidak dibarengi dengan visi dan misi manajemen yang baik, maka melahirkan tipe pemimpin yang buruk.
Begitu pula dengan manajemen, bila tidak didukung oleh pemimpin yang kualitas yang paham tentang seluk beluk manajemen, juga tidak akan memunculkan sistem manajemen yang efektif. Malah dapat meruntuhkan sendi-sendi organisasi kepemimpinannya sendiri.
Tujuan dari mutu manajemen pendidikan adalah untuk memelihara dan meningkatkan kualitas pendidikan secara berkelanjutan (sustainable), yang dijalankan secara sistemik untuk memenuhi kebutuhan stakeholders. Pencapaian ini butuh sebuah manajemen yang efektif agar tujuan tersebut tidak mengecewakan bagi pelanggan atau masyarakat.
Karena itu, lembaga pendidikan harus mengambil peran aktif mewujudkan keinginan stakeholders. Agar keinginan tersebut tercapai, pemimpin pendidikan butuh pendekatan strategis. Pendekatan ini untuk mengintegrasikan beberapa aspek manajemen guna mengatur dan mencapai tujuan, baik untuk institusi pendidikannya maupun bagi kepentingan masyarakat.
Sebagai imbas dari persaingan pendidikan yang ada, kini sekolah atau PT dituntut punya visi dan misi yang realistis dan transparan. Bahkan, institusi pendidikan diharuskan memiliki sumbangsih riil bagi kemajuan masyarakat. Inilah saatnya bagi dunia pendidikan-- khususnya di negeri ini--menimbang kembali konsep atau paradigma lama yang dijadikan acuan selama ini.
Membangun mutu manajemen pendidikan harus menjadi agenda dan kerja nyata untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan visi dan misi baru. Visi dan misi yang dibangun harus menegaskan adanya tujuan, filosofi dan nilai-nilai pendidikan, yang merupakan referensi penting dalam membuat keputusan, menentukan strategi, kebijakan, dan implementasinya.
Pendidikan sebagai sebuah organisasi juga butuh kerja sama yang kompak, kebersamaan dan komitmen. Dengan adanya kerja sama dan dukungan dari beberapa pihak, maka kepemimpinan dan manajemen memainkan peran-peran strategis. Mengatur 'benda hidup' jauh lebih sulit dibanding dengan benda mati. Di sinilah letak pentingnya seorang pemimpin menggunakan manajemen yang sesuai napas dan kepentingan banyak orang.
Untuk itu, penciptaan kultur organisasi modern dalam pendidikan sangat penting dilakukan. Kultur organisasi modern akan membentuk orang pada disiplin yang tinggi, membentuk karakter dan sikap yang bertanggung jawab pada pekerjaannya dan memiliki jiwa untuk pengabdian bagi kepentingan khalayak umum. Jika hal ini diterapkan dalam dunia pendidikan, perubahan kualitas yang baik akan segera tampak dari sebelumnya.
Kultur organisasi yang efektif bagi lembaga pendidikan memerlukan kolaborasi dan kooperasi antarkomunitas, baik intern maupun ekstern. Kolaborasi dan kooperasi yang intensif hanya dapat tercapai manakala tumbuh dari style manajemen dan pola kepemimpinan yang efektif.
Membangun sinergi (synergy building) antarinstansi pendidikan juga perlu keluasan dan kelincahan dari sosok pemimpin. Karena itu, jawaban sepenuhnya akan kembali seberapa efektifkah kepemimpinan dan manajemen tumbuh dan berkembang dalam pendidikan.
0 komentar:
Posting Komentar