Top Ads

Model Proses Pengembangan Mutu Pembelajaran Berstandar

Sekolah bertaraf internasional atau sekolah standar nasional adalah  sekolah yang menerapkan standar. Menerapkan standar mengandung dua pekerjaan utama yaitu pertama meningkatkan mutu dengan  indikator yang dilengkapi dengan  kriteria pencapaiannya yang terukur. Kedua, mengukur ketercapaian.

Hal tersebut menyebabkan adanya konsekuensi bahwa tiap  sekolah  dalam merencanakan program harus memiliki target pencapaian, mengembang alat ukur atau instrumen evaluasi kinerja, memiliki tim yang melaksanakan pengukuran, menghimpun data melalui evaluasi kinerja, dan merumuskan rekomendasi untuk perbaikan mutu agar tujuan program tercapai.

Taget minimal keberhasilan pada tiap indikator yang ditetapkan pada tiap indikator selalu lebih tinggi dari ada target minimal sekolah standar nasional.

Contohnya, nilai UN lebih tinggi daripada standar nasional, proses belajar menggunakan prosedur oprasional standar yang setara dengan sekolah-sekolah unggul, perangkat pembelajar mengadaptasi dari perangkat pembelajaran di sekolah terkemuka di Negara maju, dan system penilaian tidak cukup dengan pilihan ganda dan essei, namun dikuatkan dengan model penilaian otentik yang mengukur apa yang berkembang dalam pengalaman belajar siswa. Produk belajar tidak hanya dalam bentuk nilai tetapi dalam bentuk karya inovatif yang sesuai dengan konteks kehidupan.

Untuk menunjang proses belajar sebagaimana yang digambarkan di atas, diperlukan dukungan pengelolaan program yang sistematis. Beberapa langkah yang seyogyanya sekolah lakukan sebagai berikut:

   1. Menganalisis lingkungan strategis sebagai dasar untuk mendefinisikan indikator mutu lulusan.
   2. Mengevaluasi kapasitas daya dukung internal sekolah.
   3. Mendefinikan mutu lulusan yang sekolah harapkan.
   4. Menetapkan visi, misi, tujuan, dan strategi untuk mewujudkan mutu lulusan
   5. Menyusun rencana jangka menengah dan rencana kegiatan tahunan sehingga sekolah menetapkan strategi yang paling tepat untuk mencapai tujuan, menetapkan kegiatan, jadwal, dan struktur yang telah diselaraskan dengan kebutuhan pengembangan program.
   6. Meningkatkan daya dukung sumber daya
   7. Mengimplementasikan rencana.
   8. Memonitor dan Mengevaluasi proses dan produk
   9. Menghargai  mutu yang sesuai target.
  10. Melaksanakan perbaikan pada siklus kegiatan berikutnya.

Sepuluh langkah di atas dapat dikelompokkan dalam empat fungsi manajerial, yaitu: fungsi merumuskan strategi, menetapkan program, memonitor pelaksanaan program, melaksanakan penjaminan mutu sebagai dasar untuk meningkatkan mutu pembelajaran secara berkelanjutan.

Kekuatan jiwa sekolah itu pada keberhasilan belajar siswa. Keberhasilan belajar siswa paling utama ditentukan oleh keberhasilan guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Untuk menjaga agar semua langkah pembelajaran  berjalan sesuai dengan yang direncanakan, maka sekolah wajib menerapkan sistem monitoring guru dalam melaksanakan tugas profesinya.

Agar pelaksanaan tugas guru terjaga mutunya maka diperlukan proses perencanaan belajar yang logis dan sistematis. Untuk memenuhi peningkatan mutu pembelajaran GP lampirkan beberapa komponen yang dibutuhkan dalam sosialisasi dan format perbaikan Silabus dan RPP :

0 komentar:

Posting Komentar