Top Ads

Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan

Link Web Asatidz dan Belajar Agama Islam



WEBSITE ILMIAH (BAHASA INDONESIA)
WEBSITE MUSLIMAH (INDONESIA)
WEBSITE RADIO ONLINE ISLAMI

INFORMASI KAJIAN ISLAM

WEBSITE LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
WEBSITE USTADZ (INDONESIA)

BLOG ILMIAH
WEBSITE ILMIAH (BAHASA ARAB)
WEBSITE ILMIAH (BAHASA INGGRIS)
WEBSITE PARA ULAMA
Link ini disalin dari : www.ustadzkholid.com

Shalat istikharah

Shalat istikharah ialah shalat sunat dua rakaat untuk memohon kepada Allah ketentuan pilihan yang lebih baik di antara 2 hal yang belum dapat ditentukan baik buruknya.

Yakni, apabila seseorang berhajat dan bercita-cita akan mengerjakan suatu maksud, sedangkan ia ragu-ragu untuk menentukan pilihannya tersebut, apakah harus dilakukan atau tidak, diambil atau tidak.

Salah satu aplikasi shalat istikharah ini misalnya dalam kasus menentukan pasangan hidup. Misalnya saja seorang perempuan bernama Rini yang dipinang oleh 2 orang lelaki yang sama-sama dicintainya.

Maka, untuk menghilangkan keragu-raguannya tersebut, Rini melaksanakan shalat istikharah agar Allah memberinya petunjuk, lelaki mana yang baik untuk menjadi pasangan hidupnya.

Rasulullah bersabda:

“Jika salah seorang dari kalian menghendaki suatu perkara, maka shalatlah dua rakaat dari selain shalat fardhu, kemudian hendaklah mengucapkan: \'Ya Allah, aku beristikharah kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku meminta penilaian-Mu dengan kemampuan-Mu dan aku meminta kepada-Mu dari karunia-Mu yang sangat besar. Sesungguhnya Engkau kuasa sedangkan aku tidak kuasa, Engkau mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui, dan Engkau Maha mengetahui perkara-perkara yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui perkara ini lebih baik bagiku dalam urusan agamaku, kehidupanku, dan kesudahan urusanku -atau urusan dunia dan akhiratku, maka putuskanlah dan mudahkanlah urusan ini untukku, kemudian berkahilah untukku di dalamnya. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa itu buruk bagiku, baik dalam urusan agamaku, kehidupanku maupun kesudahan urusanku -atau urusan dunia dan akhiratku- maka palingkanlah ia dariku dan palingkanlah aku darinya serta putuskanlah yang terbaik untukku di mana pun berada, kemudian ridhailah aku dengannya.\' Dan hendaklah ia menyebutkan hajatnya.\'\' (HR Bukhari, At-Tirmidzi, An-Nasai dan lainnya)

Shalat istikharah lebih utama jika dikerjakan pada waktu malam hari, seusai shalat lalu berdoalah dengan doa istikharah. Lalu setelah itu, mintalah petunjuk atas apa yang diragukannya.

Niat shalat istikharah:

Ushalli sunnatal istikharah rak’ataini lillaahi ta’alaa.

Artinya: “Aku niat shalat sunat istikharah dua rakaat karena Allah.”

Berbagai Petunjuk yang Mungkin Datang Seusai Istiharah

   1. Allah memberikan petunjuk melalui mimpi
   2. Petunjuk melalui firasat
   3. Petunjuk melalui ketetapan hati
   4. Petunjuk dengan menjauhkan orang tersebut dari yang tidak baik untuk dirinya dan mendekatkan dengan apa yang baik untuknya

Shalat istisqa


Shalat istisqa adalah shalat yang dilakukan sebagai permohonan kepada Allah untuk meminta hujan. Shalat ini biasanya dilakukan bila terjadi kemarau yang panjang atau karena dibutuhkannya hujan untuk keperluan tertentu.

Shalat istisqa ini dilakukan secara berjamaah dipimpin oleh seorang imam.

Cara melaksanakannya ada tiga cara, yaitu:

   1. Berdoa saja di mana pun dan kapan pun, dengan suara nyaring atau pelan.
   2. Menambah doa istisqa (mohon turunnya hujan) pada khutbah Jumat.
   3. Dengan shalat dua rakaat yang disertai dengan dua khutbah.

A. Niatnya:

Ushallii sunnatal-istisqaa’I rak’ataini (imaaman/ma’muuman) lillaahi ta’aalaa. Allahu Akbar.

Artinya: “Aku niat shalat sunah istisqa’ dua rakaat (jadi imam/makmum) karena Allah Ta’ala. Allahu akbar.”

Cara melaksanakannya:

Tiga hari sebelum shalat istisqa, imam atau ulama memerintahkan kaumnya untuk berpuasa selama tiga hari, dan menganjurkan untuk beramal shaleh, seperti sedekah, tobat dari segala dosa, beradamai dengan musuh, dan melepaskan diri dari kezaliman.

Pada hari keempat, semua penduduk disuruh keluar rumah. Bahkan, binatang ternak pun dikeluarkan ke tanah lapang ketika shalat istisqa. Waktu keluar rumah menuju tanah lapang, sebaiknya memakai pakaian sederhana dan tidak memakai wewangian, tidak berhias.

Selama itu, dianjurkan untuk memperbanyak istighfar. Setelah salam, khatib membaca dua khutbah dan pada khutbah pertama dimulai dengan membaca istighfar 9 kali pada khutbah yang kedua dimulai dengan membaca istighfar 7 kali.

B. Pelaksanaan Khutbah Istisqa

   1. Khatib disunahkan memakai selendang
   2. Khutbahya berisi anjuran untuk beristigfar dan merendahkan diri kepada Allah, serta yakin bahwa Allah akan mengabulkan tutunnya hujan
   3. Ketika berdoa mengagkat kedua belah tangan
   4. Pada khutbah kedua, di kala berdoa hendaknya khatib berpaling kea rah kiblat, membelakangi makmum.
   5. Ketika berpaling ke arah kiblat, khatib hendaknya mengubah selendangnya dari kanan ke kiri, dan yang di atas ke bawah.

C. Istigfar dan doa istiqa

Astaghfirullaahal azhim alladzi laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaihi.

Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, tiada Tuhan selain Allah. Dia yang hidup dan yang tegak dan akau bertaubat kepadanya.”

Doa istiqa

Doa yang sering dibaca dalam khutbah maupun di luar khutbah:

Allahummasqinal ghaitsa wa laa taj’alnaa minal qaanithiin.

Artinya: “Ya Allah, tumpahkanlah hujan kepada kami dan janganlah Engkau jadika kami termasuk orang-orang yang berputus asa.”

Allahumma ‘alath-thiraabi wal aakaami wa manaabitisy syajari wa buthuunii audiyah. Allahumma hawaalainaa wa laa ‘alaina.

Artinya: “Ya Allah, curahkanlah hujan itu di atas tumpukan-tumpukan tanah dan bukit-bukit, tempat pepohonan tanaman dan tumuh-tumbuhan, dan di lembah-lembah. Ya Allah, curahkanlah di sekeliling kami dan jangan di atas kami.”

Allahummaj’alhaa suqyaa rahmatin wa laa taj’alhaa suqyaa adzabin wa laa muhqin wa laa balaa’in wa laa hadamin wa laa gharaqin.

Artinya: Ya Allah, jadikanlah hujan ini sebagai siraman rahmat, dan janganlah Tuhan jadikan hujan ini sebagai siraman siksa, dan janganlah Tuhan menjadikan hujan ini suatu siraman yang memusnahkan harta, benda dan mara bahaya dan janganlah siraman yang menghancurkan dan menenggelamkan.

Allahummasqinaa ghaitsan mughiitsan hanii’an marii’an marii’an sahhan ‘amman ghadaqan thabaqan mujallalan daa’iman ilaa yaumid diin. Allahummasqinal ghaitsa wa laa taj’alnaa minal qaanithiin.

Artinya: “Ya Allah, siramilah kami dengan hujan yang menyelamatkan, menikmatkan, menyenangkan, menyuburkan, mengalirkan ke segenap penjuru, banyak air dan kebaikannya, memenuhi sungai-sungai dan selalu mengalir rata hingga sampai hari kiamat. Ya Allah, tumpahkanlah hujan kepada kami, dan janganlah Tuhan jadikan kami orang-orang yang berputus asa.”

Allahumma bil ibadi wal bilaadi minal juhdi wal juu’I wadh dhanki wa laa nasykuu illa liaika.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya hamba Allah dan negeri tengah ditimpa kemelaratan dan kelaparan dan kesempitan hidup dan kami tidak dapat mengadu kecuali kepada-Mu.”

Allahumma anbitiz zar’a wa adirra lanadh dhar’a wa anzil ‘alainaa min barakaatis samaa’I wa anbit min barakaatil ardhi waksyid ‘annaa minal balaa’I maa laa yaksifuhu ghairuka.

Artinya: “Ya Allah, tumbuhkanlah tetanaman ini untuk kami dan perbanyaklah air-air susu binatang untuk kami, tumpahkanlah barakah dari atas untuk kami, tumbuhkanlah isi bumi ii untuk kami, dan hindarkanlah kami dari mara bahaya sesuatu bencana alam yang tak akan kami sanggup hidari, kecuali Engkau ya Allah.”

Allahumma inna nastagfiruka innaka kuta ghaffaaran fa arsilis samaa’a alaina midraaraa.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon ampunan-Mu. Sungguh Tuhan Maha Pengampun. Tumpahkanlah hujan itu dari langit untuk kami dengan sederas-derasnya.”

Shalat Awwabin

Shalat sunat awwabin adalah shalat sunat yang dikejakan selesai mengerjakan shalat sunat ba’da magrib, dilakukan sebanayak 2 sampai dengan 6 rakaat.

Adapun tata cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1.    Shalat 2 rakaat dengan niat:

Ushallii ral’ataini shalaatal-awwaabiina sunnatal lillaahi ta’aallaa.

Artinya: “Aku niat shalat dua rakaat sunat awwabin, karena Allah.

2.    Sesudah membaca Fatihah pada rakaat pertama, bacalah:

    * surat Al-Ikhlas 6x
    * surat Al-Falaq 1x
    * surat An-Naas 1x

begitupun dengan rakaat kedua.

3.    Sehabis salam dua rakaat, maka shalat lagi 2 rakaat. Dan dibaca pada rakaat pertama dan kedua setelah Al-Fatihah mana saja surat yang dikehendaki. Niatnya, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.

4.   Sesudah itu, berdiri lagi dengan niat sama seperti sebelumnya, dilaksanakan 2 rakaat, dengan bacaan pada rakaat pertama sesudah Al-Fatihah, bacalah surat Al-Kafirun dan pada rakaat kedua sesudah membaca Al-Fatihah bacalah surat Al-Ikhlas.

Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:

Barang siapa shalat 6 rakaat setelah magrib, di sela-selanya tidak berbicara kotor, maka ia mendapatkan pahala ibadah selama12 tahun.

Kemudian beliau juga meriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda:

Barangsiapa shalat 20 rakaat setelah maka Allah mambangun rumah di sorga untuknya, Tirmidzi berkata, hadist Abu Harairah gharib (hanya diriwayatkan seorang rawi yang tidak kuat).

Tabrani juga meriwayatkan dari Ammar bin Yasir, Rasulullah bersabda:

Barangsiapa melakukan shalat 6 rakaat setelah maghrib, maka diampuni dosanya meskipun sebanyak ombak lautan.

Shalat Hajat

Shalat Hajat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ia memiliki hajat tertentu dan ia ingin hajat tersebut dikabulkan oleh AllahSWT.

Shalat dilakukan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 raka\'at dengan salam setiap 2 rakaat. Shalat ini dapat dilakukan kapan saja asalkan tidak pada waktu-waktu yang dilarang untuk melakukan shalat (lihat pada shalat sunnat).

1. Niat shalat hajat:

Ushallii sunnatal haajati rak’aataini lillaahi ta’aala.

Artinya: “Aku berniat shalat hajat sunah hajat dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

2. Doa Shalat Hajat

Setelah selesai shalat hajat, lalu membaca istigfar. Dalam kitab Tajul Jamil lil ushul, dianjurkan setelah shalat hajat membaca istigfar 100x, seperti kalimat istigfar yang biasa atau sebagai berikut:

Astagfirullaha rabbi min kulli dzanbin wa atuubu ilaiih.

Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Tuhanku, dari dosa-dosa, dan aku bertaubat kepada-Mu”

3. Selesai membaca istigfar lalu membaca shalawat nabi 100x, yakni:

Allahuma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin shalaatarridhaa wardha ‘an ashaabihir ridhar ridhaa.

Artinya: “Ya Allah, beri karunia kesejahteraan atas jungjunan kami Muhammad, kesejahteraan yang diridhai, dan diridailah daripada sahabat-sahabat sekalian.”

Laa ilaha illallohul haliimul kariimu subhaanallohi robbil ‘arsyil ‘azhiim. Alhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin. As `aluka muujibaari rohmatika wa ‘azaaima maghfirotika wal ghoniimata ming kulli birri wassalaamata ming kulli itsmin. Laa tada’ lii dzamban illa ghofartahu walaa hamman illaa farojtahu walaa haajatan hiya laka ridhon illa qodhoitahaa yaa arhamar roohimiin.

Artinya: “Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci Allah, Tuhan pemelihara Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau ampuni dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Paling Pengasih dan Penyayang.”

Setelah itu, mohonlah kepada Allah apa yang kita inginkan, insya Allah, Allah mengabulkannya. Amin.

4. Keutamaan Shalat Hajat

Sabda Rasulullah:

Siapa yang berwudhu dan sempurna wudhunya, kemudian shalat dua rakaat (Shalat Hajat) dan sempurna rakaatnya maka Allah berikan apa yang ia pinta cepat atau lambat. (HR Ahmad)

Diriwayatkan dari Abu Sirah an-Nakh’iy, dia berkata, “Seorang laki-laki menempuh perjalanan dari Yaman. Di tengah perjalan keledainya mati, lalu dia mengambil wudhu kemudian shalat dua rakaat, setelah itu berdoa. Dia mengucapkan, “Ya Allah, sesungguhnya saya datang dari negeri yang sangat jauh guna berjuang di jalan-Mu dan mencari ridha-Mu. Saya bersaksi bahwasanya Engkau menghidupkan makhluk yang mati dan membangkitkan manusia dari kuburnya, janganlah Engkau jadikan saya berhutang budi terhadap seseorang pada hari ini. Pada hari ini saya memohon kepada Engkau supaya membangkitkan keledaiku yang telah mati ini.” Maka, keledai itu bangun seketika, lalu mengibaskan kedua telinganya.” (HR Baihaqi)

Dzikir setelah shalat

Dzikir setelah shalat biasa dilakukan oleh rasulullah seusai melaksanakan shalat. Hal itu, dilakukan sebagai sarana mengingat dan mengagungkan Allah.

Zikir merupakan sarana manusia untuk berkomunikasi dengan Allah Swt yang menciptakan segala sesuatu. Dengan zikir, manusia menjadi orang yang dekat dengan Tuhannya. Dengan zikir, insya Allah menjadikan hati menjadi tenang.

Ada beberapa jenis zikir yang dilakukan oleh rasulullah saw seusai shalat, salah satunya adalah sebagai berikut:

Astagfirullahaaladziim

(aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung)

Allahumma antassalaamu waminkasslaamu tabaarakta yaa dzaaljalaa li waalikraam

(Wahai Allah! Engkaulah Yang Maha Sejahtera, dan dari-Mulah (datang) kesejahteraan. Mahamulia Engkau wahai (Tuhan) Yang mempunyai kemegahan dan kemuliaan.)

Setelah itu disunahkan mengucapkan tasbih

   1. Subhanallah 33x (Maha Suci Allah)
   2. Alhamdulillah 33x (Segala puji bagi Allah)
   3. Allahu Akbar 33x (Allah Maha Besar)

Kemudian dilanjutkan membaca zikir:

La ilaaha illellohu wahdahula syariikalah, lahuulmulku walahuulhamdu wahuwa a’la kullisyaiin qadiir

(Tidak ada Tunan, kecuali Allah, sendiri-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah yang memiliki sekalian pemerintahan dan Dialah yang memiliki seluruh pujian. Dan Dia Mahakuasa atas tiap-tiap sesuatu.)

Dalil – dalil yang memerintahkan manusia agar berdzikir

   1. “Dan sesungguhnya mengingat ALLAH itu paling besar.” (QS al-Ankabut: 45)
   2. “Maka ingatlah kepada-KU, pasti AKU akan ingat kepadamu.” (QS Al-Baqarah:1 52)
   3. “Dan ingatlah kepada RABB-mu di dalam hatimu dengan merendahkan diri dan merasa takut, dengan tidak meninggikan suaramu.” (QS al-Araf: 205)
   4. “Wahai orang-orang yang beriman ingatlah kepada ALLAH sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepda-NYA pada pagi dan petang hari.” (QS al-Ahzab:4 1-42)

Shalat tasbih

Shalat sunat tasbih adalah shalat sunat yang di dalamnya dibacakan kalimat tasbih sebanyakk 300 kali.

Shalat tasbih ini sebetulnya merupkan shalat yang masih diperdebatkan di kalangan para ulama, mengenai ada tidaknya shalat ini.

Namun begitu, berikut ini disajikan tata cara pelaksanaannya, bila ada pembaca yang ingin mengetahui tentang tata cara shalat tasbih ini, menurut beberapa dalil.

Niat shalat tasbih:

Ushallii sunnat tasbihi rak’ataini lillaahi ta’aalaa.

Artinya: Aku niat shalat sunat tasbih dua rakaat, karena Allah.

A. Tata Cara Shalat Tasbih

Shalat tasbih dilakukan 4 rakaat (jika dikerjakan siang maka 4 raka\'at dengan sekali salam, jika malam 4 raka\'at dengan dua salam) sebagaimana shalat biasa dengan tambahan bacaan tasbih pada saat-saat berikut:

NO Waktu Jml. Tasbih
1 Setelah pembacaan surat al fatihah dan surat pendek saat berdiri  15 kali
2 Setelah tasbih ruku (Subhana rabiyyal adzim...)  10 Kali
3 Setelah Itidal 10 Kali
4 Setelah tasbih sujud pertama (Subhana rabiyyal ala...) 10 Kali
5 Setelah duduk diantara dua sujud 10 Kali
6 Setelah tasbih sujud kedua 10 Kali
7 Setelah duduk istirahat sebelum berdiri (atau sebelum salam tergantung pada rakaat keberapa)  10 Kali

Jumlah total satu raka\'at  75

Jumlah total empat raka\'at 4 X 75
= 300 kali

B. Perbedaan pendapat ulama

Di kalangan para ulama terdapat perbedaan pendapat mengenai ada tidaknya shalat tasbih, berikut adalah beberapa pendapat mereka:


1. Kalangan Pertama: Sholat tashbih adalah mustahabbah (sunnah)

Pendapat ini dikemukakan oleh sebagian ulama penganut Mazhab Syafi\'i. Hadits Rasulullah saw kepada pamannya Abbas bin Abdul Muthallib yang berbunyi:

Wahai Abbas pamanku, Aku ingin memberikan padamu, aku benar-benar mencintaimu, aku ingin engkau melakukan -sepuluh sifat- jika engkau melakukannya Allah akan mengampuni dosamu, baik yang pertama dan terakhir, yang terdahulu dan yang baru, yang tidak sengaja maupun yang disengaja, yang kecil maupun yang besar, yang tersembunyi maupun yang terang-terangan. Sepuluh sifat adalah: Engkau melaksankan shalat empat rakaat; engkau baca dalam setiap rakaat Al-Fatihah dan surat, apabila engkau selesai membacanya di rakaat pertama dan engkau masih berdiri, mka ucapkanlah: Subhanallah Walhamdulillah Walaa Ilaaha Ilallah Wallahu Akbar 15 kali, Kemudian ruku\'lah dan bacalah do\'a tersebut 10 kali ketika sedang ruku, kemudian sujudlah dan bacalah do\'a tersebut 10 kali ketika sujud, kemudian bangkitlah dari sujud dan bacalah 10 kali kemudian sujudlah dan bacalah 10 kali kemudian bangkitlah dari sujud dan bacalah 10 kali. Itulah 75 kali dalam setiap rakaat, dan lakukanlah hal tersebut pada empat rakaat. Jika engkau sanggup untuk melakukannya satu kali dalam setiap hari, maka lakukanlah, jika tidak, maka lakukanlah satu kali seminggu, jika tidak maka lakukanlah sebulan sekali, jika tidak maka lakukanlah sekali dalam setahun dan jika tidak maka lakukanlah sekali dalam seumur hidupmu (HR Abu Daud 2/67-68)


2. Pendapat Kedua: Shalat tasbih boleh dilaksanakan (boleh tapi tidak disunnahkan)
Pendapat ini dikemukakan oleh ulama penganut Mazhab Hambali. Mereka berkata: Tidak ada hadits yang tsabit (kuat) dan sholat tersebut termasuk Fadhoilul Amaal, maka cukup berlandaskan hadits dhaif.

Ibnu Qudamah berkata:

Jika ada orang yang melakukannya maka hal tersebut tidak mengapa, karena shalat nawafil dan Fadhoilul A\'maal tidak disyaratkan harus dengan berlandaskan hadits shahih. (Al-Mughny 2/123)

3. Pendapat Ketiga: Shalat tersebut tidak disyariatkan.

Imam Nawawi dalam Al-Majmu\' berkata, Perlu diteliti kembali tentang kesunahan pelaksanaan sholat tasbih karena haditsnya dhoif, dan adanya perubahan susunan shalat dalam shalat tasbih yang berbeda dengan shalat biasa. Dan hal tersebut hendaklah tidak dilakukan kalau tidak ada hadits yang menjelaskannya. Dan hadits yang menjelaskan shalat tasbih tidak kuat.

Ibnu Qudamah menukil riwayat dari Imam Ahmad bahwa tidak ada hadis shahih yang menjelaskan hal tersebut. Ibnuljauzi mengatakan bahwa hadits-hadits yang berkaitan dengan shalat tasbih termasuk maudhu.

Ibnu Hajar berkata dalam At-Talkhis bahwa yang benar adalah seluruh riwayat hadits adalah dhaif meskipun hadits Ibnu Abbas mendekati syarat hasan, akan tetapi hadits itu syadz karena hanya diriwayatkan oleh satu orang rawi dan tidak ada hadits lain yang menguatkannya. Dan juga shalat tasbih berbeda gerakannya dengan shalat-shalat yang lain.

Dalam kitab-kitab fiqih mazhab Hanafiyah dan Malikiyah tidak pernah disebutkan perihal shalat tasbih ini kecuali dalam Talkhis Al-Habir dari Ibnul Arabi bahwa beliau berpendapat tidak ada hadits shahih maupun hasan yang menjelaskan tentang shalat tasbih ini.

Oleh karena ada perbedaan pendapat mengenai ada tidaknya shalat tasbih tersebut, maka semuanya dikembalikan kepada pembaca, silahkan mengikuti pendapat yang mana, tentunya sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan pembaca sekalian.