Tips Memenuhi Standar Nasional Pendidikan
Tiap pengelola sekolah yang visioner mengharapkan sekolahnya dapat menghasilkan lulusan yang bermutu. Untuk itu mereka menjaga agar sistem perencanaan belajar dikembangkan dengan cermat agar relevan dengan kebutuhan pengembangan mutu lulusan. Pengelola sekolah seperti itu, tidak mungkin membiarkan lingkungannya tidak kondusif. Oleh karena itu mereka jaga agar sarana, prasarana, bahkan iklim sekolah diciptakan agar menjadi yang paling unggul di lingkungannya.Mereka selalu mengharapkan segala sesuatu yang mereka tangani di sekolah selalu lebih unggul dari pada di sekolah yang lain. Ada patokan yang mereka buat untuk memenuhi harapan tertingginya. Kini patokan itu telah ditetapkan secara nasional dalam bentuk standar.
Memenuhi standar berarti dapat memenuhi sejumlah kriteria mutu (1) batas minimal mutu sesuai dengan ketentuan nasional; (2) aturan main yang perlu sekolah penuhi; (3) menyatakan nilai sedang-sedang saja (mediocity), antara kondisi bawah dan atas; (4) menggambarkan konsistensi (5) sebagai nilai tambah karena dengan adanya sekolah fokus pada prioritas; (6) pernyataan kejujuran kepada publik sebagai pengakuan pada posisi yang objektif; dan (7) menyatakan efektivitas dalam memenuhi kriteria mutu dalam mencapai tujuan.
Dilihat dari dimensi sistem pembaharuan pendidikan, memenuhi standar berarti memenuhi target minimal pengembangan, keberhasilan melaksanakan program terlihat dari selisih input dengan proses atau input dengan output.
Analisis sistem membantu mempermudah membedakan nilai input dengan proses dan output sehingga dapat melihat tingkat pemenuhan standar. Jika sekolah dinyatakan berhasil maka selalu mengalami peningkatan nilai produk pembaharuan. Pada giliran berikutnya output kembali menjadi input yang meningkat dari siklus sistem berikutnya.
Berbagai pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwa penerapan standar merupakan salah satu strategi peningkatan kinerja untuk mencapai tujuan. Nilai yang diperoleh dari usaha pemenuhan standar pada hakekatnya mengukur kecakapan lembaga, yang meliputi kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya dalam mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah. Nilai yang diperoleh sebenarnya mendeskripsikan tingkat kecakapan.
Oleh karena itu, hal terpenting dalam menerapkan standar adalah memilih dan menetapkan indikator, indikator operasional dengan target keberhasilan. Dengan penetapan indikator yang tepat, sekolah dapat menetapkan pula titik keberangkatan dan titik akhir perjalanan sebagai target yang dituju. Jarak antara titik awal dan titik akhir proses peningkatan dibandingkan dengan target akhir yang diharapkan mendeskripsikan kinerja.
Pemimpin sekolah yang berhasil adalah yang dapat memfasilitasi pendidik, tenaga kependidikan, dan siswa bergerak mencapai titik akhir sesuai target. Mereka yang secara individual maupun secara berkolaborasi mencapai titik target berarti mereka memenuhi target berprestasi minimal. Jika keberhasilannya melebihi target maka mereka meraih keunggulan.
Menilai keberhasilan mereka harus dengan instrumen yang benar-benar mengukur yang seharunya diukur. Oleh karena itu setiap kali menetapkan indikator keberhasilan dalam pemenuhan standar segera dilengkapi dengan alat ukur yang sesuai. Artinya, instrumen harus benar-benar dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya terpantau di lapangan.
Fokus utama keberhasilan sekolah jika prestasi belajar siswa dalam menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan menerapkan ilmu pengetahuan meningkat. Lebih dari itu pengetahuan dan keterampilannya dapat didasari dengan ahlak yang mulia sehingga potensi yang diperoleh dari hasil belajar diarahkan untuk meningkatkan kemaslahatan kehidupan.
Berlandaskan pemikiran singkat bahwa penerapan standar merupakan bagian dari penetapan target mutu, dan mutu pada dasarnya adalah ukuran kebaikan, maka penerapkan standar merupakan langkah menentukan penilaian pada perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang selalu disusul dengan langkah perbaikan mutu.
Berikut Tips bagi pimpinan sekolah untuk Memenuhi Standar Nasional Pendidikan hendaknya melaksanakan itu melalui tahap-tahap pelaksanaan kegiatan berikut:
Pertama, meningkatkan pengetahuan tentang SNP dan meningkatkan keterampilan Pendidikan dan Tenaga kependidikan mengenai landasan penerapan standar
* PP 19 Th 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan sejumlah peraturan Menteri Pendidikan tentang Standar Nasional Pendidikan
* Mengenali SNP dan indikator kunci pada masing-masing standar.
Kedua, meningkatkan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan dengan memastikan mereka telah membaca, memahami, dan dapat mengukur kinerja. Pada tahap ini sekolah wajib memastikan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan:
* mengenali indikator dan target kinerja pada tiap-tiap indikator.
* melaksanakan pengukuran dengan alat ukur yang ada atau evaluasi diri.
* mengolah, menafsirkan dan mendeskripsikan kinerja sekolah pada tiap standar.
* Tentukan nilai pada tiap standar, pada dasarnya ukuran itu terikat pada tiga level, yaitu, (1) belum memenuhi (2) sesuai standar (3) melebihi standar.
Ketiga, tetapkan Visi-misi dan target mutu sekolah yang diharapkan. Jika visi dan misi sekolah telah tersusun, maka jabarkan dalam berbagai target mutu yang hedak sekolah wujudkan sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 4 tahun.
Keempat, bandingkan antara kondisi nyata sekolah berdasarkan hasil evaluasi diri dengan cita-cita ideal yang terdapat pada visi dan misi. Adakah perbedaan jarak? Perbedaan jarak antara kondisi nyata dengan kondisi yang diharapkan menyatakan besar kecilnya masalah yang dihadapi sekolah. Apakah sekolah perlu merevisi indikator mutu atau keberhasilan?
Kelima, jadikan standar kompetensi lulusan sebagai poros pembaharuan mutu sekolah.
Contoh: SKL yang diharapkan adalah 70% lulusan dapat diterima dalam seleksi di sekolah lanjutan atau perguruan tinggi terkemuka. Kenyataannya hanya 20% yang dapat diterima.
Analisis masalah:
Apakah siswa sudah disiapkan menguasai materi sesuai dengan SK/KD dan sesuai dengan kebutuhan seleksi melanjutkan? Apakah sekolah telah menentukan indikator daya saing siswa dalam penguasaan materi. Apakah RPP yang guru susun telah disesuaikan dengan kebutuhan daya saing siswa untuk melanjutkan? Apakah semua guru telah memfasilitasi siswa meningkatkan daya saing dalam penguasaan materi dan pelatihan soal?
Apakah sekolah melakukan pengukuran terahadap hal yang penting itu sehingga sekolah mengetahui perkembangan kemampuan belajar siswa secara periodik untuk menentukan kesiapan daya saing?
Bagaimana pula dengan standar pendidik dan sarana? Apakah telah mendukung persiapan pengembangan mutu daya saing siswa?
* Jika telah dilihat hubungan sebab-akibat antara SKL dengan standar yang lain, maka tentukan prioritas perbaikan apa yang akan sekolah tetapkan pada tiap standar.
* Tetapkan target mutu yang diharapkan dalam program.
* Buat alat ukurnya.
Keenam, susun Program Jangka Menengah dan Program Tahunan. Tentukan strategi yang tepat untuk meningkatkan mutu pada tiap standar, perhitungkan sumberdaya yang sekolah miliki, perhitungkan biayanya.
Ketujuh; laksanakan program tahunan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.
Kedelapan; pantau pelaksanaannya untuk memastikan bahwa kegiatan sesuai dengan tujuan. Pastikan pula bahwa proses penyelenggaraan kegiatan berjalan dengan baik.
Kesembilan; lakukan pengukuran kinerja pelaksanaan program dengan menggunakan isnstrumen yang valid dan himpun data dengan seksama.
Kesepuluh; olah hasil pengukuran kinerja untuk bahan perbaikan mutu pada melalui penyusunan program tahun selanjutnya.
Bertemulah pimpinan sekolah sesering mungkin untuk membahas tiap perkembangan dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk dengan siswa untuk membicarakan harapan-harapan mereka dan kekurangan dalam pelaksanakan program.
Dokumenkan semua karena melaksanakan standar berarti mengembangkan tertib administrasi dan data sekolah.
Memenuhi standar berarti dapat memenuhi sejumlah kriteria mutu (1) batas minimal mutu sesuai dengan ketentuan nasional; (2) aturan main yang perlu sekolah penuhi; (3) menyatakan nilai sedang-sedang saja (mediocity), antara kondisi bawah dan atas; (4) menggambarkan konsistensi (5) sebagai nilai tambah karena dengan adanya sekolah fokus pada prioritas; (6) pernyataan kejujuran kepada publik sebagai pengakuan pada posisi yang objektif; dan (7) menyatakan efektivitas dalam memenuhi kriteria mutu dalam mencapai tujuan.
Dilihat dari dimensi sistem pembaharuan pendidikan, memenuhi standar berarti memenuhi target minimal pengembangan, keberhasilan melaksanakan program terlihat dari selisih input dengan proses atau input dengan output.
Analisis sistem membantu mempermudah membedakan nilai input dengan proses dan output sehingga dapat melihat tingkat pemenuhan standar. Jika sekolah dinyatakan berhasil maka selalu mengalami peningkatan nilai produk pembaharuan. Pada giliran berikutnya output kembali menjadi input yang meningkat dari siklus sistem berikutnya.
Berbagai pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwa penerapan standar merupakan salah satu strategi peningkatan kinerja untuk mencapai tujuan. Nilai yang diperoleh dari usaha pemenuhan standar pada hakekatnya mengukur kecakapan lembaga, yang meliputi kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya dalam mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah. Nilai yang diperoleh sebenarnya mendeskripsikan tingkat kecakapan.
Oleh karena itu, hal terpenting dalam menerapkan standar adalah memilih dan menetapkan indikator, indikator operasional dengan target keberhasilan. Dengan penetapan indikator yang tepat, sekolah dapat menetapkan pula titik keberangkatan dan titik akhir perjalanan sebagai target yang dituju. Jarak antara titik awal dan titik akhir proses peningkatan dibandingkan dengan target akhir yang diharapkan mendeskripsikan kinerja.
Pemimpin sekolah yang berhasil adalah yang dapat memfasilitasi pendidik, tenaga kependidikan, dan siswa bergerak mencapai titik akhir sesuai target. Mereka yang secara individual maupun secara berkolaborasi mencapai titik target berarti mereka memenuhi target berprestasi minimal. Jika keberhasilannya melebihi target maka mereka meraih keunggulan.
Menilai keberhasilan mereka harus dengan instrumen yang benar-benar mengukur yang seharunya diukur. Oleh karena itu setiap kali menetapkan indikator keberhasilan dalam pemenuhan standar segera dilengkapi dengan alat ukur yang sesuai. Artinya, instrumen harus benar-benar dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya terpantau di lapangan.
Fokus utama keberhasilan sekolah jika prestasi belajar siswa dalam menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan menerapkan ilmu pengetahuan meningkat. Lebih dari itu pengetahuan dan keterampilannya dapat didasari dengan ahlak yang mulia sehingga potensi yang diperoleh dari hasil belajar diarahkan untuk meningkatkan kemaslahatan kehidupan.
Berlandaskan pemikiran singkat bahwa penerapan standar merupakan bagian dari penetapan target mutu, dan mutu pada dasarnya adalah ukuran kebaikan, maka penerapkan standar merupakan langkah menentukan penilaian pada perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang selalu disusul dengan langkah perbaikan mutu.
Berikut Tips bagi pimpinan sekolah untuk Memenuhi Standar Nasional Pendidikan hendaknya melaksanakan itu melalui tahap-tahap pelaksanaan kegiatan berikut:
Pertama, meningkatkan pengetahuan tentang SNP dan meningkatkan keterampilan Pendidikan dan Tenaga kependidikan mengenai landasan penerapan standar
* PP 19 Th 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan sejumlah peraturan Menteri Pendidikan tentang Standar Nasional Pendidikan
* Mengenali SNP dan indikator kunci pada masing-masing standar.
Kedua, meningkatkan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan dengan memastikan mereka telah membaca, memahami, dan dapat mengukur kinerja. Pada tahap ini sekolah wajib memastikan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan:
* mengenali indikator dan target kinerja pada tiap-tiap indikator.
* melaksanakan pengukuran dengan alat ukur yang ada atau evaluasi diri.
* mengolah, menafsirkan dan mendeskripsikan kinerja sekolah pada tiap standar.
* Tentukan nilai pada tiap standar, pada dasarnya ukuran itu terikat pada tiga level, yaitu, (1) belum memenuhi (2) sesuai standar (3) melebihi standar.
Ketiga, tetapkan Visi-misi dan target mutu sekolah yang diharapkan. Jika visi dan misi sekolah telah tersusun, maka jabarkan dalam berbagai target mutu yang hedak sekolah wujudkan sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 4 tahun.
Keempat, bandingkan antara kondisi nyata sekolah berdasarkan hasil evaluasi diri dengan cita-cita ideal yang terdapat pada visi dan misi. Adakah perbedaan jarak? Perbedaan jarak antara kondisi nyata dengan kondisi yang diharapkan menyatakan besar kecilnya masalah yang dihadapi sekolah. Apakah sekolah perlu merevisi indikator mutu atau keberhasilan?
Kelima, jadikan standar kompetensi lulusan sebagai poros pembaharuan mutu sekolah.
Contoh: SKL yang diharapkan adalah 70% lulusan dapat diterima dalam seleksi di sekolah lanjutan atau perguruan tinggi terkemuka. Kenyataannya hanya 20% yang dapat diterima.
Analisis masalah:
Apakah siswa sudah disiapkan menguasai materi sesuai dengan SK/KD dan sesuai dengan kebutuhan seleksi melanjutkan? Apakah sekolah telah menentukan indikator daya saing siswa dalam penguasaan materi. Apakah RPP yang guru susun telah disesuaikan dengan kebutuhan daya saing siswa untuk melanjutkan? Apakah semua guru telah memfasilitasi siswa meningkatkan daya saing dalam penguasaan materi dan pelatihan soal?
Apakah sekolah melakukan pengukuran terahadap hal yang penting itu sehingga sekolah mengetahui perkembangan kemampuan belajar siswa secara periodik untuk menentukan kesiapan daya saing?
Bagaimana pula dengan standar pendidik dan sarana? Apakah telah mendukung persiapan pengembangan mutu daya saing siswa?
* Jika telah dilihat hubungan sebab-akibat antara SKL dengan standar yang lain, maka tentukan prioritas perbaikan apa yang akan sekolah tetapkan pada tiap standar.
* Tetapkan target mutu yang diharapkan dalam program.
* Buat alat ukurnya.
Keenam, susun Program Jangka Menengah dan Program Tahunan. Tentukan strategi yang tepat untuk meningkatkan mutu pada tiap standar, perhitungkan sumberdaya yang sekolah miliki, perhitungkan biayanya.
Ketujuh; laksanakan program tahunan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.
Kedelapan; pantau pelaksanaannya untuk memastikan bahwa kegiatan sesuai dengan tujuan. Pastikan pula bahwa proses penyelenggaraan kegiatan berjalan dengan baik.
Kesembilan; lakukan pengukuran kinerja pelaksanaan program dengan menggunakan isnstrumen yang valid dan himpun data dengan seksama.
Kesepuluh; olah hasil pengukuran kinerja untuk bahan perbaikan mutu pada melalui penyusunan program tahun selanjutnya.
Bertemulah pimpinan sekolah sesering mungkin untuk membahas tiap perkembangan dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk dengan siswa untuk membicarakan harapan-harapan mereka dan kekurangan dalam pelaksanakan program.
Dokumenkan semua karena melaksanakan standar berarti mengembangkan tertib administrasi dan data sekolah.
0 komentar:
Posting Komentar