Metode Sangsi Dalam Dunia Pendidikan
Metode ini sebenarnya berhubungan dengan pujian dan penghargaan.Imbalan atau tanggapan terhadap orang lain itu sendiri dari dua, yaitu penghargaan(reward/targhib)dan Sangsi (punishment/tarhib).Sangsi dapat diambil sebagai metode pendidikan apabila terpaksa atau tak ada alternatif lain yang bisa diambil.
Agama islam memberi arahan dalam memberi Sangsi (terhadap anak didik/pesdik) hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
* Tidak menghukum ketika marah.kerena pemberian Sangsi ketika marah akan lebih bersifat emosional yang dipengaruhi nafsu syaithaniyah.
* Tidak sampai menyakiti perasaan dan harga diri anak atau orang kita hukum.
* Tidak sampai merendahkan derejat dan martabat orang yang bersangkutan,misalnya dengan menghina dan mencaci maki di depan orang lain.atau pesdik.
* Tidak menyakiti secara fisik,misalnya menampar mukanya atau menarik kerah bajunya,dan sebagainya.
* Bertujuan mengubah prilakunya yang kurang atau tidak baik,kita menghukum karena anak berprilaku buruk/tidak baik.
Karena itu yang patut kita benci adalah prilakunya, bukan orangnya,apabila anak/orang yang kita hukum sudah memperbaiki prilakunya, maka tidak ada alasan kita untuk tetap membencinya, semoga kita bisa memilih metode pendidikan yang mana yang tepat digunakan, dan itu tergantung pada situasi dan kondisinya.
Agama islam memberi arahan dalam memberi Sangsi (terhadap anak didik/pesdik) hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
* Tidak menghukum ketika marah.kerena pemberian Sangsi ketika marah akan lebih bersifat emosional yang dipengaruhi nafsu syaithaniyah.
* Tidak sampai menyakiti perasaan dan harga diri anak atau orang kita hukum.
* Tidak sampai merendahkan derejat dan martabat orang yang bersangkutan,misalnya dengan menghina dan mencaci maki di depan orang lain.atau pesdik.
* Tidak menyakiti secara fisik,misalnya menampar mukanya atau menarik kerah bajunya,dan sebagainya.
* Bertujuan mengubah prilakunya yang kurang atau tidak baik,kita menghukum karena anak berprilaku buruk/tidak baik.
Karena itu yang patut kita benci adalah prilakunya, bukan orangnya,apabila anak/orang yang kita hukum sudah memperbaiki prilakunya, maka tidak ada alasan kita untuk tetap membencinya, semoga kita bisa memilih metode pendidikan yang mana yang tepat digunakan, dan itu tergantung pada situasi dan kondisinya.
sangat positif info ini dan sering saya gunakan ketika tiada pilihan lain lagi. yang pengin coba, silakan! yang penting kita dalam keadaan sadar dan tidak dalam keadaan marah/emosi yang stabil.
BalasHapus