Top Ads

JURUS MENEMBUS MEDIA CETAK
(Disampaikan pada Sarasehan Menulis Produktif : Kiat Menembus Penerbit, Koran dan Lomba-Lomba Kepenulisan, UKM Penulis (UKMP) Universitas Negeri Malang, 24 November 2006)
Oleh : Vita Priyambada (Pecinta buku dan anggota Forum Penulis Kota Malang).

Setiap orang bisa menulis. Untuk menjadi penulis yang baik, ketrampilan menulis harus terus menerus dilatih. Selanjutnya tetapkan tujuan, untuk apa menulis ? Untuk diri sendiri atau karya itu akan dipublikasikan agar dibaca banyak orang ? Supaya karya penulis bisa dipublikasikan, diperlukan jurus-jurus agar tulisan dimuat di media cetak. Apa saja ?Faktor Teknis1. Gagasan. Gagasan bisa datang dari mana dan kapan saja karena sesungguhnya gagasan berserakan di mana-mana. Dari pengamatan, pengalaman, membaca, dsb. Untuk itu usahakan selalu membawa alat tulis ke mana saja. Bila memperoleh gagasan apalagi dalam kondisi ide "mengalir deras", segera tulis ide-ide pokoknya. Hal ini untuk mencegah hilangnya gagasan. Dalam keadaan demikian kadang kecepatan tangan menulis tidak bisa mengimbangi kecepatan pikiran dengan seabreg gagasan yang lalu lalang.2. Kerangka karangan. Membuat kerangka karangan hanya untuk memudahkan penulis mengembangkan naskah. Setiap penulis mempunyai cara sendiri untuk membuat naskah, apakah membutuhkan kerangka karangan atau tidak. Tulis karangan yang disukai dan dikuasai saja karena akan lebih memudahkan penulis menuangkan gagasan secara utuh. Pengetahuan dasar penulis sering mempengaruhi mutu tulisannya.3. Penulis spesialis/generalis. Pada awalnya mungkin penulis pemula akan membuat tulisan yang bermacam-macam seperti opini, artikel, cerpen, puisi (penulis generalis). Tetapi semakin sering menulis, pikirannya akan semakin terasah dan mutu tulisannya akan meningkat. Lama kelamaan penulis akan menemukan ciri khas, karakter dan kekuatannya sendiri, apakah lebih kuat menulis artikel, cerpen, essai, dsb. Dengan menjadi penulis spesialis, kita akan lebih cepat diakui sebagai pakar di bidang tertentu.4. Pengiriman naskah. Ada baiknya pengiriman artikel pertama ke media dilakukan melalui pos sebagai salam perkenalan dengan menyertakan fotokopi identitas dan surat pengantar. Bila perlu, pengalaman menulis (jika sudah ada) dicantumkan untuk memperkuat pengakuan. Apabila sudah kenal redakturnya, pengiriman lewat surat elektronik (email) dapat dilakukan. Di zaman serba cepat sekarang ini, sesungguhnya tidak ada larangan mengirim artikel lewat e-mail, asalkan ada surat pengantar.Faktor Non Teknis1. Karakter media. Masing-masing media mempunyai karakter. Ini berlaku untuk surat kabar harian, majalah dan tabloid. Penulis perlu memperhatikan, mengetahui dan memahami karakter tulisan di media menyangkut segmen pembaca, pilihan tema dan gaya bahasa. Caranya dengan mempelajari artikel-artikel yang sudah dimuat. Contoh : Tabloid Nova dan Nakita membidik para ibu rumah tangga dan keluarga. Majalah Femina membidik para lajang dan ibu rumah tangga menengah ke atas. Gaya bahasa resmi dipakai harian Kompas karena segmen pembacanya luas (nasional). Harian Kedaulatan Rakyat dan Jawa Pos yang merupakan koran daerah menyelaraskan gaya bahasa sesuai dengan kebudayaan setempat yang kadang menyelipkan bahasa daerah setempat.2. Kenali redakturnya. Bila memungkinkan, bicarakan dengan redaktur sebelum mengirim tulisan. Tanyakan tulisan macam apa yang layak dimuat dan tema apa yang diutamakan. Dari pembicaraan ini penulis dapat mengetahui selera redaktur terhadap naskah yang akan dimuat. Pergantian redaktur kadang mengubah selera tulisan yang dimuat.3. Kebijaksanaan redaksional. Penulis perlu mengetahui syarat-syarat mengirim naskah seperti panjang pendek tulisan, banyaknya karakter, ketentuan spasi, dsb.Beberapa hal yang perlu diperhatikan !1. Jangan menjiplak.2. Jangan mengirim tulisan yang sama ke banyak media.Buku-buku yang disarankan untuk dibacaAmong Kurnia Ebo, Menulis Nggak Perlu Bakat, MU: 3 Books, Jakarta, 2005.Andrias Harefa, Agar menulis Mengarang Bisa Gampang, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.Bambang Trim, Saya Bermimpi Menulis Buku, Kolbu Publishing, Bandung, 2005.Carmel Bird, Menulis dengan Emosi - Panduan Empatik Mengarang Fiksi, Kaifa, Bandung, 2001.Caryn Mirriam-Goldberg, Daripada Bete Nulis Aja !, Kaifa, Bandung, 2003.Edi Zaqeus, Resep Cespleng Menulis Buku Best Seller, Gradien Book, Yogyakarta, 2005.Hernowo, Mengikat Makna : Kiat-Kiat Ampuh untuk Melejitkan Kemauan Plus Kemampuan Membaca dan Menulis Buku, Kaifa, Bandung, 2001.Jordan E. Ayan, Bengkel Kreativitas, Kaifa/Mizan, Bandung, 2002.Josip Novakovich, Berguru kepada Sastrawan Dunia: Buku Wajib Menulis Fiksi, Kaifa, Bandung, 2003.M. Arief Hakim, Kiat Menulis Artikel di Media dari Pemula Sampai Mahir, Nuansa Cendekia, Bandung, 2004.Mark Levy, Menjadi Genius dengan Menulis, Kaifa/Mizan, Bandung.Zaenuddin, H.M., Freelance Media - Cara Gampang Cari Uang, Milenia Populer, Jakarta, 2003.dan lain-lain.BACAAN ANJURAN LAINNYAMajalah Matabaca, bulanan, Gramedia.Suplemen Ruang Baca, koran Tempo hari Minggu terakhir setiap bulan.Pustakaloka, Kompas hari Sabtu III dan IV.Rubrik Pustaka dan Selisik, Republika setiap hari Minggu.Mailing List komunitas penulis yang lain :
nucleussmart.blogspot.com
nucleus-smart@blogspot.com
nucleussmart@gmail.com
nucleus_edu@yahoo.co.idpenulisbestseller@yahoogroups.compenulislepas@yahoogroups.com
***

0 komentar:

Posting Komentar